TONGSENG JAMUR dan Sekelumit Cerita tentang Hari H ^_^


Tongseng Jamur..., jamur yang dimasak dengan bumbu tongseng yang kaya rasa dan limpahan kuah yang tasty. Rasanya kenyal-kenyal, seperti kulit ayam, bau jamurnya nggak terasa sama sekali tertutupi bumbu tongseng yang lezat. Sedap, sedap, sedap ^_^


Assallamu'alaikumwarahmatullahhiwabarakatuh...


Hallo hallo, apa kabar teman-teman semua? Kangeeen rasanya sudah lama sekali nggak update blog. Seperti biasanya, postingan kali ini saya awali dengan curhat dulu ya teman-teman ^_^ , karena sudah lama sekali tidak update blog, sejak postingan terakhir saya pada tanggal 11 Maret 2014. Nggak terasa ya, sudah 4 bulan puasa posting blog ^_^.


Baca Selengkapnya ...>>>


Seperti yang sudah saya sebutkan dalam beberapa postingan terakhir saya yang lalu, bahwa beberapa bulan yang lalu saya sedang sibuk-sibuknya mengurus persiapan untuk hari H, ditambah lagi saya harus berlomba dengan waktu untuk mengejar kelulusan studi yang tadinya saya rencanakan bisa diselesaikan sebelum hari H. Namun Subhannallah, Allah SWT sebaik-baiknya pengatur, hingga saat saya memposting ini, kuliah saya belum selesai juga :D Saat ini saya sedang dalam proses pengumpulan data level 2 dari 4 level yang saya rencanakan. Alhamdulillah, hingga saat ini tidak ada kesulitan berarti, hanya saja sekitar H-1 bulan dari tanggal pernikahan saya, saya benar-benar stop dari tesis. Awalnya berat sekali melepas (walaupun untuk sementara) analisis yang hampir tiap hari saya kerjakan, bahkan tiap hari saya pantau progressnya untuk mengevaluasi apa saja yang sudah saya kerjakan dari hari ke hari. Namun karena banyaknya urusan menjelang hari H mulai dari urusan yang besar hingga paling mendetail, ditambah lagi saat itu Papah (bapak saya) mengindikasi saya mengalami gejala stress karena terlalu banyak urusan dan tegang, akhirnya mulai H-1bulan saya off tesis sama sekali. Berat memang, tapi apa mau dikata, laptop saya saat itu sengaja disita oleh Papah saya agar saya benar-benar off tesis dan fokus ke hari pernikahan saya saja, padahal seluruh data dan analisis saya ada di laptop itu.  Ah, saking sayangnya Papah sama saya :* Terbukti akhirnya pikiran saya menjadi lebih rileks.


Karena saat itu saya tidak boleh pegang laptop/komputer, otomatis kegiatan per-blogging-an saya juga off sama sekali, sekaligus kegiatan masak-memasak di dapur. Rasanya seperti benar-benar dipingit meskipun judulnya bukan dipingit ^_^. Saya hanya keluar rumah saat mendesak saja, lebih banyak mendesaknya sih ya, soalnya saat itu benar-benar banyak sekali kegiatan mulai dari urusan gedung, katering, makeup wedding, baju pengantin (3 setel), seragam among tamu, dekorasi, souvenir, hingga segala rangkaian acara menjelang hari H yang harus kami urus sendiri tanpa WO. Luar biasa sekali rasanya, ada kalanya kami beda pendapat (sering malah, eh!), ada kalanya suasana jadi mendadak nggak enak karena sudah sama-sama capek sekaligus tegang mengurus ini itu. Namun segalanya seolah terbayar dengan lancarnya keseluruhan rangkaian acara, lebih lebih lebih dari yang kita harapkan ^_^ Alhamdulillah, segalanya dipermudah, segalanya diperlancar, segalanya diperindah oleh-Nya. Ketika kita sudah mengerahkan seluruh usaha yang kita bisa, sudah berdoa & bersedekah di jalan-Nya, entah bagaimana pun prosesnya, entah kapan waktunya, semua akan indah pada waktunya. Alhamdulillah ya Allah ^_^


Alhamdulillah, mulai tanggal 17 Mei 2014 saya mulai menyandang status baru saya sebagai Mrs.Erfan, sejak ijab qobul itu diucapkan di hadapan Allah SWT. Semua orang menangis bahagia, termasuk saya dan suami, papah mamah, bapak ibu, kakak adik, saudara-saudara dekat, sahabat, semuanya. Untuk pertama kalinya saya merasakan ketegangan luar biasa, sekaligus untuk pertama kalinya pula saya merasa kelegaan yang luar biasa dan kebahagiaan luar biasa yang sebelumnya belum pernah saya rasakan. Makanya sampai sekarang kalau nonton ijab qobul ala seleb di TV yang bisa ketawa-ketawa gitu agak takjub, kok nggak ada adegan nangis-nangisnya ya? Apa kami yang terlalu cengeng? Hehehe ^_^.


Bahagiaaaa sekali, hingga sekarang kadang saya merasa ini semua seperti mimpi (mulai kan lebay-nya:). Rasanya kayak masih pacaran saja, kadang saya masih sering keceplosan ngomong, "....pacarnya sapa dulu...". Kalau sudah begitu suami langsung merengut, dipikirnya saya sering lupa kalau udah nikah, hehehe ^_^. Maklum lah ya, kurang lebih kami pacaran sudah 8 tahun, jadi waktu sudah menikah, rasanya kayak pacarannya tiap hari. Bedanya sekarang bisa pacaran 24 jam, kalau lagi dating/malam mingguan nggak kepikiran harus sampai rumah sebelum jam 9 teng ^_^ . Subhannallah, walhamdulillah, tidak henti-hentinya saya bersyukur, sekarang di depan shaf saya sudah ada lelaki yang selalu menjadi imam saya, tidak hanya saat sholat saja, namun juga imam dalam segala hal di hidup saya, hidup kami, saya Duryatin Amal dan Erfan Agil Putranto.


Oiya sedikit kenang-kenangan (hehehe... ^_^), berikut saya posting foto pernikahan saya ya teman-teman. Mohon doa restu dari teman-teman semua agar kami berdua bisa membangun keluarga yang sakinah mawadah warahmah. Selalu dalam naungan Allah SWT, senantiasa dilimpahkan rahmat, berkah, serta hidayah dan inayah oleh Allah SWT. Selalu diberi kesehatan, ketentraman, rukun, dan selalu bersama dalam susah dan senang hingga maut memisahkan. Semoga segera diberi kepercayaan oleh Allah SWT untuk memiliki buah hati yang soleh/ah, yang nantinya akan menjadi amalan jariyah bagi kami menuju ke surga-Nya. Diberi pula kemudahan, kelancaran, kesuksesan, serta kebahagiaan di dunia dan di akhirat bersama anak-anak, cucu-cucu dan seluruh keturunan-keturunan kami nantinya. Aminn aminn ya robbal'alamin... ^_^

Akad Nikah - 17 Mei 2014 (mantennya narsis ^_^)
 
Resepsi Pernikahan - 18 Mei 2014

Ngunduh Mantu - 24 Mei 2014 (pose narsis bin aneh ^_^)



Oke oke kita kembali ke foodblog, beberapa teman pembaca ada yang mengirim komen serta pesan via email menanyakan kenapa saya sudah lama sekali tidak update blog, jawabannya sudah ada di atas ya teman-temanku sayang. Ada pula yang bertanya apa sekarang saya udah nggak masak-masak lagi jadi nggak update blog? Jawabannya, saya masih suka masak kok teman-teman. Bahkan setelah saya menyandang status baru saya, hampir tiap hari saya masak buat suami. Apalagi suami saya sekarang punya kebiasaan baru pengen selalu dibawain bekal makan siang sama istrinya, jadinya sebisa mungkin kalau nggak ada halangan saya selalu masak dan nyiapin bekal buat suami. Kenapa nggak di update di blog, karena saya masih belum banyak waktu luang seperti dulu, masih dalam proses adaptasiu, masih nerusin tesis juga. Tapi insyaallah nanti ke depannya saya akan tetap posting blog, hanya saja mungkin tidak semua resep saya sertai dengan step by step pembuatannya karena sekarang saya lebih banyak masak yang gampang, simpel, dan cepet-cepet, jadi rasanya teman-teman sudah pada bisa semua masaknya, dan tidak akan mengalami kesulitan berarti, insyaallah, aminnn ^_^.





Setelah sekian lamanya off dari dunia foodblog, resep pertama yang akan saya posting kali ini adalah olahan jamur tiram, yaitu tongseng jamur. Kenapa jamur? Karena saya dan suami sukaaaaa sekali dengan segala macam olahan jamur tiram, setelah di sate (resep bisa dilihat dalam postingan saya sebelumnya, disini). Selain itu, jamur tiram juga memiliki tekstur yang unik, kenyal, menyerupai tektur kulit ayam, namun tanpa lemak dan kolesterol pastinya ^_^. Saya sering sekali masak olahan berbahan dasar jamur tiram. Kalo ke pasar atau kebetulan mas sayur bawa jamur tiram, pasti saya borong, hehehe. Jamur tiram ini memang agak tricky ya nyimpennya, kadang baru 2 hari gitu udah berubah warna kecoklatan, berair, berbau. Tips dari saya, beli jamur tiram di pasar-pasar tradisional saja, jangan di supermarket karena biasanya jamur tiram yang dijual di pasar-pasar tradisional selalu baru, beda dengan di supermarket yang umumnya sudah dikemas dan sudah ningkrong berhari-hari di lemari pendingin supermarket. Tips berikutnya adalah simpan jamur dalam plastik kedap udara, jangan terkena uap udara kulkas langsung, tempatkan jamur pada chiller kulkas yang agak leluasa, biar nggak kepenyet-penyet sama bahan makanan lainnya, karena jamur tiran ini relatif lunak.


Alternatif olahan jamur favorit kami adalah dimasakan tongseng. Bila kebetulan waktu yang saya punya sudah sangat mepet, alternatif yang saya pakai berikutnya adalah di tumis, dengan banyak cabai rawit, super pedas, nikmah! ^_^ Makan dengan lauk ini saja suami bisa nambah berbakul-bakul, ups! ^_^




Baik tongseng jamur maupun tumis jamur sebaiknya dibikin dari jamur segar ya teman-teman, cirinya jamur tiramnya masih segar dan berwarna putih bersih, kalau sudah berbau tajam, berair dan berwarna kecoklatan berarti udah ga seger lagi. Tapi tenang, jamur yg sudah berwarna agak kecoklatan, asalkan tidak berair, masih bisa diolah dengan cara direbus terlebih dahulu dalam air mendidih selama kurang lebih 1 menit, buang airnya, lalu langsung cuci dengan air biasa/air dingin, setelah itu remas perlahan sebelum ditiriskan untuk menghilangkan sisa airnya. Dengan cara ini insyaallah jamur aman dikonsumsi dan bau-bauan yang aneh dari jamur bisa hilang ^_^

Langsung saja ke resep ya teman-teman...




TONGSENG JAMUR
Resep hasil modifikasi sendiri

BAHAN:
- 250 gr jamur tiram
- 2 lembar daun jeruk, sobek
- 200 ml santan encer
- 3 buah cabe rawit, belah 2 atau biarkan utuh bila tidak suka pedas (jumlah sesuai selera saja)
- 1 buah tomat, belah jadi 6-8 bagian
- Minyak untuk menumis

Bumbu yang dihaluskan:
- 1/4 sdt ketumbar, sangrai
- 4 btr bawang merah
- 2 siung bawang putih
- 2 btr kemiri
- 1/4 sdt kunyit bubuk / 1 ruas kunyit, bakar, haluskan.
- 1 ruas jahe

BUMBU LAINNYA
- 1 sdt gula
- 1/2 sdt garam
- 1/4 sdt kaldu bubuk
- 1/4 sdt merica bubuk

CARA MEMBUAT
- Siapkan jamur, cuci dibawah air mengalir, peras ringan dengan kedua telapak tangan. Siapkan bumbu halus.
- Panaskan minyak, tumis bumbu yang sudah dihaluskan hingga harum, tambahkan daun jeruk, cabe merah besar, cabe rawit, daun bawang dan tomat. Masukan jamur, aduk rata.
- Masak hingga jamur layu. Tuang santan, masak sambil terus diaduk. Tambahkan gula, garam dan merica serta kaldu bubuk. Masak hingga jamur matang. Koreksi rasa dengan menambahkan gula dan garam. Angkat. Sajikan hangat.

Selamat menikmati :)

Komentar